Transaksi
perdagangan saham mencapai Rp 35,2 triliun hingga sesi kedua
perdagangan saham Kamis (29/3/2018). Kenaikan transaksi itu dipicu dari
transaksi saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) di pasar negosiasi.
Mengutip data RTI, Kamis pekan ini, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk ditransaksikan mencapai Rp 31,3 triliun di pasar negosiasi.
Harga saham INDF naik 0,61 persen ke posisi Rp 7.100 per saham. Total
frekuensi perdagangan sebanyak satu kali dengan volume perdagangan
saham 43.961.034. Di pasar negosiasi, harga saham INDF ditransaksikan di
kisaran harga Rp tertinggi Rp 7.175 dan terendah Rp 7.100.
Transaksi saham INDF di pasar negosiasi tersebut kemungkinan
difasilitas oleh PT Net Sekuritas dan PT Nikko Sekuritas Indonesia.
Transaksinya mencapai Rp 31,3 triliun.
Di pasar regular, harga saham INDF melemah 1,05 persen ke posisi Rp
7.050 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sebanyak 1.430 kali.
Nilai transaksi harian saham Rp 31,3 triliun. Harga saham INDF sempat
sentuh level tertinggi Rp 7.200 dan terendah Rp 7.025 per saham.
Berdasarkan data RTI per 28 Februari 2018, pemegang saham PT Indofood
Sukses Makmur Tbk antara lain Cab Holding Ltd sebesar 50,07 persen,
Anthoni Salim sebesar 0,02 persen, dan publik kurang dari lima persen
sebesar 49,91 persen.
Sebelumnya,
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membukukan kinerja cukup positif
pada 2017. Ini ditunjukkan dari perolehan penjualan perseroan.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia
(BEI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan laba tahun
berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik
tipis 0,6 persen.
Perseroan meraup laba Rp 4,17 triliun pada 2017 dari periode 2016
sebesar Rp 4,14 triliun. Margin laba bersih perseroan turun menjadi 5,9
persen dari 6,2 persen. Ini didorong tidak adanya laba tahun berjalan
dari operasi yang dihentikan.
Penjualan naik 5,3 persen menjadi Rp 70,19 triliun pada 2017 dari
periode sama tahun sebelumnya Rp 66,66 triliun. Kontribusi penjualan
tersebut antara lain dari kelompok usaha strategis produksi konsumen
bermerek, bogasari, agribisnis dan distribusi masing-masing memberikan
kontribusi sekitar 50 persen, 22 persen, 20 persen dan delapan persen.
Beban pokok penjualan naik 6,33 persen menjadi Rp 50,31 triliun pada
2017. Perseroan membukukan beban pokok penjualan Rp 47,32 triliun pada
2016. Hal itu mendorong laba bruto naik 2,74 persen menjadi Rp 19,86
triliun.
Laba usaha naik 5,6 persen menjadi Rp 8,75 triliun pada 2017 dari
periode sama tahun sebelumnya Rp 8,29 triliun. Margin laba usaha relatif
stabil di kisaran 12,5 persen.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk mencatatkan kenaikan penghasilan
operasi lain dari Rp 642,36 miliar pada 2016 menjadi Rp 888,86 miliar
pada 2017. Beban keuangan turun menjadi Rp 1,48 triliun pada 2017 dari
periode sama tahun sebelumnya Rp 1,57 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, laba per saham dari operasi yang
dilanjutkan dan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
naik menjadi 475 pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya 433.
Perseroan membukukan total liabilitas Rp 41,18 triliun pada 2017 dari
periode sama tahun sebelumnya Rp 38,23 triliun. Sedangkan ekuitas
tumbuh menjadi Rp 45,75 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 13,69
triliun.
Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Anthoni Salim
menuturkan, di tengah kondisi ekonomi makro yang stabil, pada 2017
merupakan tahun penuh tantangan bagi industri fast moving consumer goods
(FMCG) karena melemahnya tingkat permintaan.
“Namun demikian, kami berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja
operasional. Kami berharap ekonomi dalam negeri pada 2018 akan lebih
baik, dan kami akan terus mengembangkan diri secara dinamis guna hadapi
tantangan ke depannya,” jelas dia.
Sumber :
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3414247/transaksi-saham-indofood-capai-rp-31-triliun-di-pasar-negosiasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar